Thursday, June 16, 2011

PENANGANAN KASUS PENCURIAN

1.    Penanganan Masalah Pencurian
1.1  Standart         
Penanganan masalah pencurian haruslah diusut sampai tuntas dengan cara investigasi,pemeriksaan saksi-saksi,olah TKP dan pengumpulan bukti-bukti.Tindakan ini harus dilaksanakan dengan teliti dan berkoordinasi dengan aparat maupun tokoh masyarakat setempat.BAP dan laporan kejadian harus dibuat & disertakan untuk melengkapi laporan kepada pihak menejemen klien dan kepolisian. Sedapat mungkin pelaku dapat diungkap agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
1.2  Prosedur         
1)      Pembuatan BAP yang dilakukan oleh unsur kolompok komando tertinggi yang bertugas pada saat itu yang meliputi :                  
-     Siapa si pelapor ataupun korban                  
-     Dimana kejadian tersebut terjadi                  
-     Kapan kejadian tersebut terjadi                  
-     Apa yang dicuri                  
-     Adakah saksi-saksi                  
-     Bilamana pencurian tersebut terjadi                  
BAP tersebut harus mencantumkan tanggal pembuatan & ditandatangani oleh pembuat laporan dan yang melapor atau korban.         
2)      Penugasan untuk olah TKP dengan maksud mengisolasi & mengamankan bukti-bukti untuk penyelidikan pihak kepolisian.Hal yang harus diperhatikan dalam olah TKP meliputi :                  
-     Mengawasi dan mengamankan tempat tersebut dengan menempatkan petugas guna menutup akses keluar masuk dan mengendalikan pergerakan personil yang tdk berkepentingan.                  
-     Mengisolasi TKP dengan cara memberikan sekurity line.                  
-     Mencari dan mempertahankan posisi bukti-bukti yang bisa mendukung penyelidikan dengan tidak menyentuh yang dilakukan oleh tim sekurity yang ditunjuk oleh pimpinan.                  
-     Mendukumenkan posisi bukti-bukti dengan memfoto atau menandai letaknya.    
-     Melaporkan hasil temuan dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang.         
3)      Melaksanakan Investigasi atau penyelidikan dengan cara mencari saksi-saksi atau bukti-bukti personal dan memeriksanya.Perlu dipahami bahwa tugas sekurity dalam bidang investigasi terbatas hanya pada pengumpulan informasi.Oleh karena itu yang perlu dilakukan oleh petugas sekurity adalah :                  
-     Pengumpulan informasi berdasarkan pada fakta-fakta :                        
a)      Sifat kejadian yang meliputi :                                 
- Apa yang terjadi ?                                 
- Kapan terjadinya ?                                 
- Mengapa sampai terjadi ?                                 
- Siapa yang terlibat ?                                 
- Adakah saksi-saksi ?                                 
- Tindakan apa yang telah diambil & siapa yg terlibat dalam tindakan tersebut ?       
- Tindakan apa yang selanjutnya diambil & siapa yg telah diberitahu ?                         b)      Pengamatan awal ditempat kejadian termasuk nama dan alamat dari semua pihak   yang hadir ditempat kejadian ketika insiden terjadi,kondisi lingkungan & semua hal yang tidak wajar.         
c)      Pengamatan yg lebih terperinci haruslah dilakukan termasuk sketsa ataupun foto.
-        Melakukan intrograsi dengan tekhnik sbb :         
a)      Dengan mempertimbangkan sifat kejadian atau kestabilan emosi pihak-pihak yang terlibat, mungkin melakukan interograsi ditempat yang terpisah.

Monday, June 13, 2011

TIPS JADI PEMIMPIN HANDAL

Tips Menjadi Pemimpin Handal
Menjadi seorang Pemimpin bukanlah perkara mudah, karena selain tanggung jawab yang berat, seorang Pemimpin sejati harus memiliki berbagai macam kemampuan tentang Kepemimpinan . Selain banyak hal tersebut diatas, hal penting lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang Kepemimpinan adalah “ Gengsi Kepemimpinan”. Menurut fakta , semakin tinggi tingkat Kepemimpinan seseorang didalam organisasi, maka semakin tinggi-lah Gengsi dari Pemimpin tersebut. Atau jika menggunakan istilah statistik, tingkat Kepemimpinan berbanding lurus dengan Gengsi Kepemimpinan .
Misalnya sebelum menjadi pemimpin, biasanya seseorang tidak memikirkan gengsi-nya untuk bertindak “bebas” (misalkan, duduk lesehan ditempat umum dengan teman-teman untuk merasakan nikmatnya rujak manis) Tapi setelah menjadi Pemimpin, seseorang harus berpikir 1000 bertindak “bebas” seperti contoh diatas. Ketika ditanya alasannya, GENGSI / JAGA IMAGE (Jaim) menjadi alasan yang utama Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi Dr. Y. Jangkung Karyantoro, M.BA (Ketua STIKOM ). Dalam menjalani masa Kepemimpinannya, Dr. Y. Jangkung Karyantoro, M.BA lebih sering “mampir” di tempat / kondisi yang mungkin tidak akan dilakukan para Pemimpin lain karena alasan Gengsi / Jaga Image (jaim). Yang menarik disini adalah, dengan “membunuh rasa Gengsi / Ja-Im nya”, Y. Jangkung Karyantoro justru mendapat dukungan yang sangat kuat yang dinamakan “People Power” . Efeknya, jika didalam organisasi, dukungan / loyalitas staf kepada Pemimpinnya sangat kuat, bukan tidak mungkin organisasi tersebut akan sangat mudah diarahkan ke arah yang lebih baik sesuai visi misi sang Pemimpin. Wow … Fantastis ! Jika begitu, mengapa masih banyak orang yang mengaku Pemimpin, tapi tidak mampu “membunuh Gengsi/ Ja-Im” nya sendiri? Atau mungkin orang – orang seperti ini lebih layak disebut sebagai Pimpinan daripada Pemimpin Bagaimana dengan metode Kepemimpinan anda sekarang? Apakah anda mengarah ke arah menjadi Pemimpin sejati atau justru kearah menjadi seorang Pimpinan dengan Gengsi dan Jaga Image yang berlebihan Salam,